Hidup dan perjalanan yang tak pernah kembali Selalu menguraikan benang di satu sisi Tapi menenunkan kain di sisi yang lain

Langkah dan memori yang tak pernah terhapus Selalu menghabiskan gelas kopi di pagi hari Tapi mengisi cawan susu di sore jingga

Senyum dan detak jantung yang tak mungkin berbohong Selalu menebang pohon jati di pinggir kota Tapi mengukir kursi goyang di teras berubin licin

Tangis dan pejam mata yang tak mungkin dihindari Selalu menguras sumur terdalam di tengah desa Tapi mengisi samudra di ujung muara